Dua personel Blink 182, Mark Hoppus dan Travis Barker terus memberikan
penjelasan atas kabar keluarnya rekan satu band mereka, Tom DeLonge.
Keduanya mengungkapkan pemicu di balik polemik tersebut.
Bagi mereka, surat elektronik pengunduran diri yang dikirimkan manajer Tom DeLonge pada 30 Desember silam terkait dengan masalah perusahaan rekaman. Blink 182 yang sedang mempersiapkan album baru berencana merilis albumnya sendiri tanpa bantuan perusahaan rekaman atau label. Namun, sepertinya Tom tidak setuju.
"Blink seharusnya menggarap album baru dua tahun lalu (2013), tapi dia (Tom DeLonge) selalu berkata bahwa kita butuh label. Di media sosial juga terlihat kalau dia seperti malu melakukan sesuatu bersama Blink. Penggemar juga sepertinya bisa melihat, siapa yang siap dan akan mempromosikan dan siapa yang tidak," ujar Hoppus dalam wawancara bersama Rolling Stone seperti dilansir Hendri Magazine
"Di email tersebut, ada tulisan 'kita membutuhkan label' yang ditulis dengan huruf kapital. Semua jelas bukan," tambah bassis yang juga menggawangi band +44 itu.
Selain itu, tampaknya ada uang juga menjadi masalah bagi Tom DeLonge yang sudah membela Blink 182 sejak 1992 tersebut.
"Dia ngotot meminta label karena sepertinya Tom tidak ingin menggunakan uangnya sebagai modal awal rekaman. Padahal itu hanya sementara," jelas Hoppus lagi
Saat ini belum tahu seperti apa nasib Blink 182 dan album baru mereka ke depannya. Tapi Hoppus dan Travis menegaskan bahwa sampai kapan pun mereka akan tetap membela Blink 182 yang sudah dibangun selama 23 tahun.
"Akhirnya orang-orang tahu apa yang terjadi pada band kita. Terakhir kali hal ini terjadi, aku dan Travis tidak banyak bicara lalu kami membentuk +44. Tapi jelas terlihat kami melindungi semua hak lagu-lagu Blink 182," lanjut Tom.
"Yang jelas aku dan Travis masih akan memainkan lagu-lagu Blink 182. Kami habiskan 20 tahun hidup kami untuk itu. Jika Tom tidak menginginkannya, tidak apa-apa. Tapi tolong jangan mempermalukan diri sendiri bahwa kau telah bekerja keras untuk Blink 182. Semua orang tahu apa yang terjadi," pungkas Tom.
Bagi mereka, surat elektronik pengunduran diri yang dikirimkan manajer Tom DeLonge pada 30 Desember silam terkait dengan masalah perusahaan rekaman. Blink 182 yang sedang mempersiapkan album baru berencana merilis albumnya sendiri tanpa bantuan perusahaan rekaman atau label. Namun, sepertinya Tom tidak setuju.
"Blink seharusnya menggarap album baru dua tahun lalu (2013), tapi dia (Tom DeLonge) selalu berkata bahwa kita butuh label. Di media sosial juga terlihat kalau dia seperti malu melakukan sesuatu bersama Blink. Penggemar juga sepertinya bisa melihat, siapa yang siap dan akan mempromosikan dan siapa yang tidak," ujar Hoppus dalam wawancara bersama Rolling Stone seperti dilansir Hendri Magazine
"Di email tersebut, ada tulisan 'kita membutuhkan label' yang ditulis dengan huruf kapital. Semua jelas bukan," tambah bassis yang juga menggawangi band +44 itu.
Selain itu, tampaknya ada uang juga menjadi masalah bagi Tom DeLonge yang sudah membela Blink 182 sejak 1992 tersebut.
"Dia ngotot meminta label karena sepertinya Tom tidak ingin menggunakan uangnya sebagai modal awal rekaman. Padahal itu hanya sementara," jelas Hoppus lagi
Saat ini belum tahu seperti apa nasib Blink 182 dan album baru mereka ke depannya. Tapi Hoppus dan Travis menegaskan bahwa sampai kapan pun mereka akan tetap membela Blink 182 yang sudah dibangun selama 23 tahun.
"Akhirnya orang-orang tahu apa yang terjadi pada band kita. Terakhir kali hal ini terjadi, aku dan Travis tidak banyak bicara lalu kami membentuk +44. Tapi jelas terlihat kami melindungi semua hak lagu-lagu Blink 182," lanjut Tom.
"Yang jelas aku dan Travis masih akan memainkan lagu-lagu Blink 182. Kami habiskan 20 tahun hidup kami untuk itu. Jika Tom tidak menginginkannya, tidak apa-apa. Tapi tolong jangan mempermalukan diri sendiri bahwa kau telah bekerja keras untuk Blink 182. Semua orang tahu apa yang terjadi," pungkas Tom.
alangkah bagus kalo agan menulis sumber postingan nya .. supaya saling menghargai postingan yg ente ambil...
ReplyDeleteDLM DUNIA INTERNET COPY mengcopy sebuah artikel atau tulisan adalah hal yg lumrah gan , selama kemudian di beri tambahan agar tidak semirip mungkin dengan sumber aslinya saya rasa sah sah saja
ReplyDelete